Tugas 2
Nama kelompok :
Dyah Nawang Wulan 22210228
Garnis Suciati Sukanda 22210955
Nuryana 25210226
Ratna Sapitri 25210671
Shinta Nur Amalia 26210523
3EB09
REVIEW JURNAL Tugas Bahasa Inggris 2:
3EB09
REVIEW JURNAL Tugas Bahasa Inggris 2:
Analisis Kelayakan Investasi dengan Capital Budgeting pada proyek Tarakan-Tanjung Selor (Studi kasus pada PT. Telkom, Tbk Bandung)
Hendri Setyo Nugroho
1. Pendahuluan
PT. Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, terus menerus melakukan investasi untuk mengembangkan perusahaannya untuk melayani kebutuhan pelanggan yang semakin berkembang dan untuk mendapatkan keuntungan.
Brealey Myers Marcus, (2009 ;199) menjelaskan Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah dana besar dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, sering kali berdampak besar terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh karena, itu sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi, salah satu syarat terpenting adalah mengkaji aspek financial yang bertujuan untuk meningkatkan kekayaan perusahaan (maximize firm’s wealth).
Menurut Kasmir dan Jakfar, (2007: 85) Kebijaksanaan yang diambil harus dievaluasi secara cermat dan teliti dengan memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang mendatang. Hal ini dikarenakan kondisi masa mendatang diwarnai dengan ketidakpastian atau dengan kata lain bahwa masa mendatang mengandung resiko. Ketidakpastian dapat dikurangi dengan diketahuinya kemungkinan atau proyeksi pengembalian yang akan dicapai oleh proyek di masa mendatang. Disamping itu dengan adanya kondisi tersebut perusahaan harus memberikan pertimbangan tepat dan berhati-hati dalam melakukan investasi
Menurut catatan Divisi Infratel dan Bidang Infrastructure Development, pada tahun 2008 menginvestasikan dana untuk modal belanja modal (Capex) sebesar Rp 1,3 triliun, meningkat dibanding capex 2007 sebesar 1,1 triliun.
Berdasarkan pasal 33 Undang-Undang 1945 menyebutkan :
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Setiap rencana investasi pasti mengandung unsur ketidakpastian yang dapat disebut sebagai resiko rencana investasi. Resiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan, atau kemungkinan pengembalian yang diterima menyimpang dari yang diharapkan. Semakin besar tingkat penyimpangan yang terjadi akan semakin besar pula tingkat resikonya.
1. Pendahuluan
PT. Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, terus menerus melakukan investasi untuk mengembangkan perusahaannya untuk melayani kebutuhan pelanggan yang semakin berkembang dan untuk mendapatkan keuntungan.
Brealey Myers Marcus, (2009 ;199) menjelaskan Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah dana besar dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, sering kali berdampak besar terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh karena, itu sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi, salah satu syarat terpenting adalah mengkaji aspek financial yang bertujuan untuk meningkatkan kekayaan perusahaan (maximize firm’s wealth).
Menurut Kasmir dan Jakfar, (2007: 85) Kebijaksanaan yang diambil harus dievaluasi secara cermat dan teliti dengan memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang mendatang. Hal ini dikarenakan kondisi masa mendatang diwarnai dengan ketidakpastian atau dengan kata lain bahwa masa mendatang mengandung resiko. Ketidakpastian dapat dikurangi dengan diketahuinya kemungkinan atau proyeksi pengembalian yang akan dicapai oleh proyek di masa mendatang. Disamping itu dengan adanya kondisi tersebut perusahaan harus memberikan pertimbangan tepat dan berhati-hati dalam melakukan investasi
Menurut catatan Divisi Infratel dan Bidang Infrastructure Development, pada tahun 2008 menginvestasikan dana untuk modal belanja modal (Capex) sebesar Rp 1,3 triliun, meningkat dibanding capex 2007 sebesar 1,1 triliun.
Berdasarkan pasal 33 Undang-Undang 1945 menyebutkan :
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Setiap rencana investasi pasti mengandung unsur ketidakpastian yang dapat disebut sebagai resiko rencana investasi. Resiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan, atau kemungkinan pengembalian yang diterima menyimpang dari yang diharapkan. Semakin besar tingkat penyimpangan yang terjadi akan semakin besar pula tingkat resikonya.
2. Data Variabel
Untuk keperluan analisis, maka data yang digunakan oleh penulis adalah data laporan keuangan 10 tahun terakhir PT. Telokom 2011
3. Data yang digunakan / sampel
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis secara kualitatif untuk menganalisis permasalahan yang terjadi. Sedangkan datanya berbentuk data kuantitatif (angka). Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis perhitungan model analisis kelayakan investasi yang ada dengan cara mengidentifikasikan, melakukan analisa pendekatan serta pembuatan tabel dan gambar.
Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan. (Prof. Dr. Sugiyono, 2011;25)
Data yang berbentuk angka dianalisis dengan cara mengaplikasikannya dalam berbagai rumus-rumus yang sesuai. Adapun analisis yang digunakan adalah teknik capital budgeting, yang penggunaannya untuk mengetahui diterima tidaknya suatu usulan investasi.
4. Hasil Diskusi Dan Pembahasan
Pada dasarnya setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan di dalam aktivitas investasi yang dilakukannya. Tujuan ini merupakan pedoman ke arah mana aktivitas perusahaan dan hasil apa yang hendak dicapai perusahaan yang bersangkutan. Adapun tujuan perusahaan ini antara lain mengadakan perluasan jaringan telekomunikasi di wilayah Tarakan – Tanjung Selor Kalimantan Timur. Tentunya proyek ini dilakukan oleh PT. Telkom pada unit bisnis Infrastruktur Development. Dengan merencanakan investasi ini diharapkan dapat memperoleh keuntungan yang diinginkan perusahaan.
Sebelum merencanakan rencana tersebut, maka perlu adanya suatu penilaian untuk menilai apakah rencana itu layak untuk dilaksanakan atau tidak. Dalam menilai kelayakan rencana ini peneliti melihat dari segi aspek keuangan saja.
Semua data yang diambil menggunakan data PT. Telkom tahun 2011 sebagai nilai dasarnya proyek pembangunan di Tarakan – Tanjung Selor dimulai dari tahun 2011.
4.1 Asumsi
Di bawah ini dipaparkan mengenai data asumsi yang telah di sepakati oleh komite investasi PT. Telkom proyek Tarakan –Tanjung Selor :
Untuk keperluan analisis, maka data yang digunakan oleh penulis adalah data laporan keuangan 10 tahun terakhir PT. Telokom 2011
3. Data yang digunakan / sampel
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis secara kualitatif untuk menganalisis permasalahan yang terjadi. Sedangkan datanya berbentuk data kuantitatif (angka). Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis perhitungan model analisis kelayakan investasi yang ada dengan cara mengidentifikasikan, melakukan analisa pendekatan serta pembuatan tabel dan gambar.
Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan. (Prof. Dr. Sugiyono, 2011;25)
Data yang berbentuk angka dianalisis dengan cara mengaplikasikannya dalam berbagai rumus-rumus yang sesuai. Adapun analisis yang digunakan adalah teknik capital budgeting, yang penggunaannya untuk mengetahui diterima tidaknya suatu usulan investasi.
4. Hasil Diskusi Dan Pembahasan
Pada dasarnya setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan di dalam aktivitas investasi yang dilakukannya. Tujuan ini merupakan pedoman ke arah mana aktivitas perusahaan dan hasil apa yang hendak dicapai perusahaan yang bersangkutan. Adapun tujuan perusahaan ini antara lain mengadakan perluasan jaringan telekomunikasi di wilayah Tarakan – Tanjung Selor Kalimantan Timur. Tentunya proyek ini dilakukan oleh PT. Telkom pada unit bisnis Infrastruktur Development. Dengan merencanakan investasi ini diharapkan dapat memperoleh keuntungan yang diinginkan perusahaan.
Sebelum merencanakan rencana tersebut, maka perlu adanya suatu penilaian untuk menilai apakah rencana itu layak untuk dilaksanakan atau tidak. Dalam menilai kelayakan rencana ini peneliti melihat dari segi aspek keuangan saja.
Semua data yang diambil menggunakan data PT. Telkom tahun 2011 sebagai nilai dasarnya proyek pembangunan di Tarakan – Tanjung Selor dimulai dari tahun 2011.
4.1 Asumsi
Di bawah ini dipaparkan mengenai data asumsi yang telah di sepakati oleh komite investasi PT. Telkom proyek Tarakan –Tanjung Selor :
4.2 Proyeksi Pendapatan
Proyeksi produksi dapat menghasilkan suatu proyeksi pendapatan. Pada dasarnya proyeksi pendapatan pada proyek Tarakan –Tanjung Selor tersebut berdasarkan asumsi komite investasi PT. Telkom yang menjadi acuan perhitungan. Adapun asumsi-asumsi tersebut mencakup:
a) Penjualan Speedy
b) Layanan Network
Proyeksi produksi dapat menghasilkan suatu proyeksi pendapatan. Pada dasarnya proyeksi pendapatan pada proyek Tarakan –Tanjung Selor tersebut berdasarkan asumsi komite investasi PT. Telkom yang menjadi acuan perhitungan. Adapun asumsi-asumsi tersebut mencakup:
a) Penjualan Speedy
b) Layanan Network
Untuk satuan besaran layanan network yang dijual dalam proyek ini adalah :
i. λ (Lambda) : 10 Gbps
ii. E-1 : 2 Mbps
i. λ (Lambda) : 10 Gbps
ii. E-1 : 2 Mbps
Proyek Tarakan –Tanjung Selor diharapkan mulai beroperasi secara permanen mulai pertengahan tahun 2012.
4.3 Proyeksi Biaya
Biaya-biaya yang menjadi dasar dalam pelaksanaan proyek Tarakan –Tanjung Selor adalah:
a) Marketing
b) Umum dan Administrasi
c) Biaya Pegawai
d) Biaya Operasional dan Pemeliharaan
4.3 Proyeksi Biaya
Biaya-biaya yang menjadi dasar dalam pelaksanaan proyek Tarakan –Tanjung Selor adalah:
a) Marketing
b) Umum dan Administrasi
c) Biaya Pegawai
d) Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Biaya operasional dan pemeliharaan adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tiap tahunnya untuk perbaikan perlengkapan yang menunjang kelancaran proses operasi.
4.4 Analisis Capital Budgeting
4.4.1 Payback Period (PP)
Metode ini dipergunakan untuk mengetahui berapa lama tingkat pengembalian investasi, apabila waktu yang diperlukan lebih pendek atau sama dengan yang disyaratkan, maka proyek dapat diterima. Hal ini dikarenakan semakin cepat waktu pengembalian maka akan semakin kecil resikonya, sebaliknya apabila lebih panjang dari yang disyaratkan maka proyek ditolak atau tidak layak.
Maka dari itu untuk menghitung payback period yaitu dengan membagi total biaya investasi dengan arus kas bersih. Dengan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa metode ini sangat sederhana dan lebih mengutamakan investasi yang menghasilkan aliran kas.
Oleh karena kas bersih yang diterima PT. Telkom, Tbk setiap tahun berbeda maka payback
4.4 Analisis Capital Budgeting
4.4.1 Payback Period (PP)
Metode ini dipergunakan untuk mengetahui berapa lama tingkat pengembalian investasi, apabila waktu yang diperlukan lebih pendek atau sama dengan yang disyaratkan, maka proyek dapat diterima. Hal ini dikarenakan semakin cepat waktu pengembalian maka akan semakin kecil resikonya, sebaliknya apabila lebih panjang dari yang disyaratkan maka proyek ditolak atau tidak layak.
Maka dari itu untuk menghitung payback period yaitu dengan membagi total biaya investasi dengan arus kas bersih. Dengan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa metode ini sangat sederhana dan lebih mengutamakan investasi yang menghasilkan aliran kas.
Oleh karena kas bersih yang diterima PT. Telkom, Tbk setiap tahun berbeda maka payback
period dapat dicari sebagai berikut :
Berikut perhitungan payback period :
Investment Rp. 111,669,183
Investment Rp. 111,669,183
Karena sisa procced tidak dapat dikurangi procced tahun ketiga, maka sisa procced tahun kedua dibagi procced tahun ketiga, yaitu :
PP = = 6,72 bulan = 7 bulan
Maka payback period adalah 3 tahun 7 bulan.
Untuk menghitung payback period, PT. Telkom menargetkan 10 tahun dalam pengembalian investasinya. Hasil yang diperoleh dari perhitungan payback period tersebut menunjukan bahwa investasi yang akan dilakukan oleh PT. Telkom pada proyek Tarakan –Tanjung Selor layak untuk dilaksanakan, karena hasil perhitungan dari Payback period adalah 3 tahun 7 bulan. menurut Prof.Dr. Ahmad dan Herni Ali, (2010;60)
“Payback period adalah rentang waktu yang di butuhkan oleh pendapatan bersih suatu investasi untuk menutupi biayanya. Payback period merupakan metode formal pertama yang digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek penganggran modal. Kriteria penerimaan minimum dan rangking ditetapkan oleh manajemen.”
PP = = 6,72 bulan = 7 bulan
Maka payback period adalah 3 tahun 7 bulan.
Untuk menghitung payback period, PT. Telkom menargetkan 10 tahun dalam pengembalian investasinya. Hasil yang diperoleh dari perhitungan payback period tersebut menunjukan bahwa investasi yang akan dilakukan oleh PT. Telkom pada proyek Tarakan –Tanjung Selor layak untuk dilaksanakan, karena hasil perhitungan dari Payback period adalah 3 tahun 7 bulan. menurut Prof.Dr. Ahmad dan Herni Ali, (2010;60)
“Payback period adalah rentang waktu yang di butuhkan oleh pendapatan bersih suatu investasi untuk menutupi biayanya. Payback period merupakan metode formal pertama yang digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek penganggran modal. Kriteria penerimaan minimum dan rangking ditetapkan oleh manajemen.”
Discounted payback period dihasilkan pada saat akumulasi PV = 0. Berdasarkan tabel diatas dan mengacu pada rumus discounted payback period pada bab II didapatkan bahwa aliran kas yang didiskontokan akan bernilai positif pada tahun ke-6. Sehigga discounted payback period-nya berada pada tahun ke-5 dan tahun ke-6.
Dari penjelasan diatas maka lama periode pengembalian yang didskontokan proyek Tarakan – Tanjung Selor adalah:
Discounted payback period terjadi pada saat akumulasi PV = 0
Akumulasi PV di tahun ke-5 = (12,608,751) atau akumulasi PV < 0. Akumulasi PV di tahun ke-6 = 374.846 atau Akumulasi PV > 0.
Maka untuk mendapatkan Akumulasi PV = 0 dibutuhkan dana sebesar 12,608,751, sedangkan jangka waktu 1 tahun (dari tahun 5 ke tahun 6 atau discounted arus kas ditahun ke-6) terkumpul dana sebesar 12,983,579, dalam hal ini waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dana sebesar 12,608,751, adalah :
Dari penjelasan diatas maka lama periode pengembalian yang didskontokan proyek Tarakan – Tanjung Selor adalah:
Discounted payback period terjadi pada saat akumulasi PV = 0
Akumulasi PV di tahun ke-5 = (12,608,751) atau akumulasi PV < 0. Akumulasi PV di tahun ke-6 = 374.846 atau Akumulasi PV > 0.
Maka untuk mendapatkan Akumulasi PV = 0 dibutuhkan dana sebesar 12,608,751, sedangkan jangka waktu 1 tahun (dari tahun 5 ke tahun 6 atau discounted arus kas ditahun ke-6) terkumpul dana sebesar 12,983,579, dalam hal ini waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dana sebesar 12,608,751, adalah :
4.4.3 Net Present Value (NPV)
Dari perumusan masalah yang akan di bahas, PT. Telkom pada tahun 2011 merencanakan suatu investasi untuk melanjutkan proyek yang telah dikerjakan yaitu di Tarakan – Tanjung Selor di Provinsi Kalimantan Timur dengan nilai investasi sebesar Rp 111,669,183,000 dan mempunyai discount rate sebesar 18%. Jangka waktu untuk merencanakan investasinya adalah 10 tahun ke depan. Analisis NPV dilakukan dengan menghitung present value keseluruhan operasi cash flow. Dan jika hasilnya positif maka secara finansial proyek investasi dianggap menguntungkan (layak) dan sebaliknya jika hasilnya negatif maka tidak menguntungkan (tidak layak).
‘
l
Dari perhitungan di atas diperoleh NPV sebesar Rp. 38,620,912,000 yang mempunyai nilai positif. Sehingga investasi tersebut diterima atau bisa di bilang layak untuk dijalankan. Karena net present value (NPV) atau nilai bersih yang dihasilkan dari perhitungan di atas merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of Procced) dengan PV investasi outlays selama umur investasi. Dalam AM. Sumastuti, SE, MM (2006) menyebutkan bahwa jika NPV adalah positif maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak.
4.4.4 Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini memperhatikan time value of money dan arus kas setelah payback period. Perhitungan metode ini dilakukan dengan menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa mendatang. Kemudian apabila tingkat biayanya lebih besar dari pada tingkat bunga yang ditetapkan yaitu 18% maka investasinya dapat dikatakan menguntungkan atau layak untuk dijalannya proyek ini.
Metode ini dipakai untuk menghitung besarnya nilai tingkat suku bunga. Perhitungan IRR dapat ditunjukan dalam tabel sebagai berikut:
Dari perumusan masalah yang akan di bahas, PT. Telkom pada tahun 2011 merencanakan suatu investasi untuk melanjutkan proyek yang telah dikerjakan yaitu di Tarakan – Tanjung Selor di Provinsi Kalimantan Timur dengan nilai investasi sebesar Rp 111,669,183,000 dan mempunyai discount rate sebesar 18%. Jangka waktu untuk merencanakan investasinya adalah 10 tahun ke depan. Analisis NPV dilakukan dengan menghitung present value keseluruhan operasi cash flow. Dan jika hasilnya positif maka secara finansial proyek investasi dianggap menguntungkan (layak) dan sebaliknya jika hasilnya negatif maka tidak menguntungkan (tidak layak).
‘
l
Dari perhitungan di atas diperoleh NPV sebesar Rp. 38,620,912,000 yang mempunyai nilai positif. Sehingga investasi tersebut diterima atau bisa di bilang layak untuk dijalankan. Karena net present value (NPV) atau nilai bersih yang dihasilkan dari perhitungan di atas merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of Procced) dengan PV investasi outlays selama umur investasi. Dalam AM. Sumastuti, SE, MM (2006) menyebutkan bahwa jika NPV adalah positif maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak.
4.4.4 Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini memperhatikan time value of money dan arus kas setelah payback period. Perhitungan metode ini dilakukan dengan menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa mendatang. Kemudian apabila tingkat biayanya lebih besar dari pada tingkat bunga yang ditetapkan yaitu 18% maka investasinya dapat dikatakan menguntungkan atau layak untuk dijalannya proyek ini.
Metode ini dipakai untuk menghitung besarnya nilai tingkat suku bunga. Perhitungan IRR dapat ditunjukan dalam tabel sebagai berikut:
Untuk perhitungan IRR dilakukan dengan cara interpolasi. Dari beberapa DF maka IRR ditentukan sebagai berikut :
Hasil dari perhitungan IRR menunjukan bahwa tingkat bunganya adalah 27,24 %. Maka IRR pada proyek Tarakan – Tanjung Selor ini dikatakan layak untuk dijalankan. menurut Prof. Dr. Ahmad dan Herni Ali (2010;61) adalah
“IRR adalah tingkat diskon yang membuat NPV sama dengan nol. kriteria penerimaan minimum diterima jika IRR lebih dari pada the required return. kriteria rangking dipilih alternative dengan IRR tertinggi. Asumsi reinvestment merupakan seluruh arus kas masa depan diasumsikan diinvestasikan kembali dengan tngkat pengembalian sama dengan IRR.”
“IRR adalah tingkat diskon yang membuat NPV sama dengan nol. kriteria penerimaan minimum diterima jika IRR lebih dari pada the required return. kriteria rangking dipilih alternative dengan IRR tertinggi. Asumsi reinvestment merupakan seluruh arus kas masa depan diasumsikan diinvestasikan kembali dengan tngkat pengembalian sama dengan IRR.”
5. Kesimpulan
PT. Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, terus menerus melakukan investasi untuk mengembangkan perusahaannya dan melayani kebutuhan pelanggan yang semakin berkembang dan bertujuan mendapatkan keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari rencana investasi yang akan dilaksanakan PT. Telkom. Rencana investasi ini berupa pembangunan proyek di Tarakan – Tanjung selor yaitu memperluas jaringan network. Dengan total investasi sebesar Rp. 111.669.183.000 yang berasal dari modal sendiri dengan tingkat bunga sebesar 18%. Pada tahun 2011. capital budgeting adalah suatu proses dimana perusahaan menganalisis proyek dan memutuskan proyek mana yang akan dimasukan ke dalam anggaran modalnya. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dan penelitian ini akan dilakukan analisis secara kualitatif untuk menganalisis permasalahan yang terjadi. Sedangkan datanya berbentuk data kuantitatif (angka). Penilaian kelayakan investasi pada proyek Tarakan –Tanjung Selor ini menggunakan teknik capital budgeting yang penggunaannya untuk mengetahui apakah layak atau tidak suatu usulan investasi. Dengan alat analisis payback period, net present value, dan internal rate of return. Tiga alat analisis tersebut dipakai juga oleh PT. Telkom untuk mengukur layak atau tidaknya proyek tersebut. Dari hasil analisis dan rencana proyek Tarakan – Tanjung Selor. Diperoleh payback period selama 3 tahun 7 bulan dari target PT. Telkom yaitu 10 tahun, net present value sebesar Rp. 38,620,912,000 dari target yang di tentukan PT. Telkom yang hasilnya positif, internal rate of return sebesar 27,24 % dari 18 % yang di targetkan oleh PT. Telkom. Hal ini menunjukan bahwa secara finansial proyek rencana investasi Tarakan – Tanjung Selor layak untuk dilaksanakan.
Daftar Pustaka
Ahmad Rodoni, (2010), Manajemen keuangan edisi pertama, Jakarta penerbit mitra wacana media.
Arthur J Keown, John D Martin ,J William Petty, David F scott,JR (2008), manajemen keuangan : Prinsip dan Penerapan (edisi kesepuluh jilid 1), penerbit PT. Macanan jaya cemerlang.
Bambang Riyanto (2001), Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (edisi ketiga cetakan keenam), gajah mada, Yogyakarta;BPFE.
Brealey Myers Marcus (2009) Dasar-Dasar Menejemen Kuangan Perusahaan (jilid satu edisi kelima), Jakarta : Erlangga.
Brigham & Houston (2009), Fundamental of Financial Management (Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, buku 1 edisi 10), Penerbit Jakarta Salemba Empat.
Burhan Bungin, (2011), Metodologi Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (edisi kedua cetakan keenam), kencana Prenada Media Group.
Handoyo Mardiyanto (2009), Inti Sari Manajemen Keuangan, Penerbit PT. Grasindo, Anggota Ikapi, Jakarta.
Hendriksen, Eldons (2000), Accounting Theory, 5th edition, illnois : Richard D. Irwin Inc. diterjemahkan oleh Herman Wibowo (edisi kelima, buku satu), Jakarta : salemba empat.
Kasmir dan Jakfar. (2007). “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Pabundu Tika. (2006), Metodologi Riset Bisnis (cetakan pertama), Penerbit PT. Bumi Aksara.
Sugiyono (2010), Statistika Untuk Penelitian (cetakan 18), Bandung : Alfabeta.
Sugiyono (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (cetakan 14), Bandung : Alfabeta.
Sugiyono (2009), Metode Penelitian Bisnis (cetakan 14) Bandung : Alfabeta
Sumastuti, 2006. “Keunggulan NPV Sebagai Alat Analisis Uji Kelayakan Investasi Dan Penerapannya”.http://jurnal.bl.ac.id/wpcontent/ uploads/2007/01/BEJ-v3-n1-artikel7-agustus2006.pdf. 08 November 2007.
Toto Prihadi (2010), Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi (cetakan pertama), Penerbit PPM.
Warren Reeve Fess (2008) Accounting (pengantar akuntansi) buku satu edisi 21, Penerbit Jakarta Salemba
Daftar Pustaka
Ahmad Rodoni, (2010), Manajemen keuangan edisi pertama, Jakarta penerbit mitra wacana media.
Arthur J Keown, John D Martin ,J William Petty, David F scott,JR (2008), manajemen keuangan : Prinsip dan Penerapan (edisi kesepuluh jilid 1), penerbit PT. Macanan jaya cemerlang.
Bambang Riyanto (2001), Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (edisi ketiga cetakan keenam), gajah mada, Yogyakarta;BPFE.
Brealey Myers Marcus (2009) Dasar-Dasar Menejemen Kuangan Perusahaan (jilid satu edisi kelima), Jakarta : Erlangga.
Brigham & Houston (2009), Fundamental of Financial Management (Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, buku 1 edisi 10), Penerbit Jakarta Salemba Empat.
Burhan Bungin, (2011), Metodologi Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (edisi kedua cetakan keenam), kencana Prenada Media Group.
Handoyo Mardiyanto (2009), Inti Sari Manajemen Keuangan, Penerbit PT. Grasindo, Anggota Ikapi, Jakarta.
Hendriksen, Eldons (2000), Accounting Theory, 5th edition, illnois : Richard D. Irwin Inc. diterjemahkan oleh Herman Wibowo (edisi kelima, buku satu), Jakarta : salemba empat.
Kasmir dan Jakfar. (2007). “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Pabundu Tika. (2006), Metodologi Riset Bisnis (cetakan pertama), Penerbit PT. Bumi Aksara.
Sugiyono (2010), Statistika Untuk Penelitian (cetakan 18), Bandung : Alfabeta.
Sugiyono (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (cetakan 14), Bandung : Alfabeta.
Sugiyono (2009), Metode Penelitian Bisnis (cetakan 14) Bandung : Alfabeta
Sumastuti, 2006. “Keunggulan NPV Sebagai Alat Analisis Uji Kelayakan Investasi Dan Penerapannya”.http://jurnal.bl.ac.id/wpcontent/ uploads/2007/01/BEJ-v3-n1-artikel7-agustus2006.pdf. 08 November 2007.
Toto Prihadi (2010), Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi (cetakan pertama), Penerbit PPM.
Warren Reeve Fess (2008) Accounting (pengantar akuntansi) buku satu edisi 21, Penerbit Jakarta Salemba